Asal Mula Kata ‘Woles’



Anda mungkin sering mendengar kata 'woles' di kalangan remaja. Apa maksud dari kata 'woles' ini? Apakah woles itu berarti panggilan akrab selain 'bro'? Apakah woles itu merupakan bahasa baru di Kamus Besar Bahasa Indonesia?

Penasaran?

Oke, kali ini saya akan membahas apa maksud dan asal usul dari kata 'woles' ini. Seperti biasa, saya akan bahas sejarahnya.

Just info, kata 'woles' tidak terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata woles sebenarnya mulai populer pada tahun 2011. Kata 'woles' ini menyebar dengan cepat di dunia maya dan langsung dianggap kata tren baru di Indonesia.

Kata 'woles' berasal dari kata bahasa Inggris, 'slow'. Mengapa kata 'slow' bisa berubah menjadi 'woles'? Coba Anda perhatikan, jika diucapkan dengan lidah orang Indonesia, kata 'slow' dibaca 'selow', bukan? Nah, jika kita baca dari kanan ke kiri, kata 'selow' akan berubah menjadi 'woles'. Itulah dia asal muasalnya.
'Slow', dalam bahasa Inggris artinya 'lambat'. Tetapi kata 'woles' bukan berarti 'lambat'. Kata 'woles' berarti 'tenang saja'. Yah, maksud dari kedua kata tersebut kan tidak begitu jauh :D

Katanya, kata 'woles' ini pertama kali muncul di kalangan orang Malang, Jawa Timur. Alasannya adalah karena para remaja di Malang doyan membolak-balikkan kata seperti kata 'woles' barusan. Hanya saja sampai saat ini saya masih ragu karena tidak ada bukti yang jelas tentang gosip tersebut.

Anda masih kurang paham seputar penggunaan kata 'woles'? Berikut saya berikan beberapa contoh penggunaan kata 'woles':

A: "Bro, tugas kuliahmu udah selesai?"
B: "Belum bro, woles aja masih lama."

A: "Bro, kapan mau cari pacar?"
B: "Woles ajalah ... masih pengen menikmati hidup nih ..."

A: "Bro, awas bro ada razia!"
B: "Woles ajalah, gue kan lagi jadi cowok."

Oke cukup sekian, bye!

Komentar

  1. memamng banyak sekali kata-kata yang bermunculan dan menjadi trend dikalangan masyarakat, Kadang tanpa kita sadari bahwa kita sudah lupa dengan bahasa indonesia yang baik dan benar, kebanyakan sekarang bahasanya pada alay.

    BalasHapus
  2. @Febry Ramadhani: Sebenarnya dalam bahasa pergaulan memang diperbolehkan menggunakan kata-kata di luar kaidah berbahasa yang baik dan benar. Terkecuali pada saat seseorang berbicara monolog (berpidato, mengajar, dll), seseorang dituntut untuk berbicara sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik. Namun masalahnya saat ini banyak orang yang merasa terganggu dengan bahasa-bahasa baru yang semakin jauh dari Bahasa Indonesia. Yah ... kembali lagi sih, kita terganggu atau tidak :) Kalau tidak ya tentu tidak jadi masalah :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Ada tambahan? Atau ada sanggahan? Silakan utarakan :)