Think Again - Anak Kucing



Di malam hari, saya kerap kali mendengar suara kucing mengeong. Saya pikir itu hanyalah kucing biasa yang kelaparan. Tetapi ternyata, itu bukan kucing biasa ….


Rasa kesal mulai muncul usai hari ketiga saya merasakan tidur yang tidak berkualitas karena kucing yang "menginap" di teras rumah saya sering mengeong lantang di tengah malam. Karena mulai geram, saya pun mulai mencari cara untuk mengusir kucing tersebut.

Cara pertama, saya coba mengusirnya menggunakan sapu lidi. Berkali-kali saya menepuk-nepukkan sapu lidi ke lantai agar kucing tersebut menyingkir dari teras rumah saya. Tetapi anehnya, kucing putih itu diam saja.

Lantas saya mulai memberanikan diri menggeser tubuh kucing tersebut dengan sapu lidi dengan maksud agar Si Kucing itu paham bahwa saya tidak senang dengan keberadaannya. Saya geser, geser, geser terus  kucing itu hingga ke kebun kecil di depan rumah. Anehnya, kucing itu tidak berbuat apa-apa. Saya pun bernapas lega dan langsung kembali masuk ke dalam rumah.

Beberapa jam kemudian, saya melihat kucing itu sudah berada di teras rumah saya lagi.

Saya langsung menerapkan cara kedua, yaitu dengan menggunakan air. Saya siapkan seember air lalu saya siram seluruh teras rumah saya. Tujuannya agar Kucing itu tidak betah di teras rumah saya.

Ternyata dia tetap saja diam.

Kekesalan saya memuncak. Saya pun mulai memberanikan diri menyiram kucing itu dengan air agar ia pergi. Dan ternyata ... kucing itu masih diam di tempat. Astaga.
Saya menyerah. Lantas saya termenung di teras rumah sembari menatap kucing yang sedang diam itu. Kucing macam apa ini? Mengapa kucing ini tidak mau pergi?

Tak lama kemudian, datang seekor kucing lain. Sepertinya itu adalah induknya. Induknya datang sembari mengeong-ngeong,

Lalu kedua kucing itu pergi meninggalkan teras rumah saya dengan mudahnya.
Saya hanya bisa terdiam sembari menatapi teras rumah saya yang sudah terlihat seperti rumah korban banjir ....

***

Satu-satunya hal yang saya pikirkan saat itu: Betapa bodohnya saya mengobrak-abrik dan menyiram teras rumah saya demi mengusir seekor kucing. Sedangkan Sang Induk hanya perlu mengeong-ngeong sebentar untuk membuatnya pergi dari teras rumah saya.

Akan tetapi ada suatu pemahaman baru yang saya dapatkan dari cerita yang satu ini ....
Sebenarnya, sifat kita semua dapat digambarkan seperti kucing itu. Misalnya, ketika orang lain menyuruh kita untuk makan malam tepat waktu, kita cenderung tidak mengikuti perintah mereka. Tetapi jika orang yang memerintahkan perintah itu adalah orangtua kita sendiri, kita patuh dengan sendirinya.

Meskipun seribu orang menasihati Anda untuk berhenti merokok, Anda tetap tidak mau berhenti merokok. Tetapi ketika anak Anda yang meminta, Anda berhenti dengan sendirinya.

Ya, akhirnya saya memahami pola yang satu ini: Satu-satunya hal yang bisa mengubah perilaku kita adalah cinta. Ya, cinta adalah sumber perubahan.

Sekarang mari kita lihat buktinya,

Seorang perokok akan berhenti merokok jika ia mencintai paru-parunya. Seorang anak yang sangat malas akan berubah menjadi rajin jika ia mencintai orangtuanya. Seorang suami yang kasar kepada istrinya akan berubah menjadi lembut jika ia mencintai keluarganya.

Lihat, satu-satunya hal yang menyebabkan kita berubah adalah cinta.

Lantas mengapa masih ada sebagian dari kita yang mengatakan bahwa berubah itu sulit?

Jawabannya sederhana, orang itu kekurangan cinta.


"Satu-satunya hal yang bisa mengubah perilaku kita adalah cinta."

Think Again - Sayoga Prasetyo

Seandainya semua anak muda mencintai masa depannya, pasti tidak akan ada anak muda yang kerjaannya hanya berpesta dan bersenang-senang dengan teman-temannya.

Seandainya semua anak-anak mencintai impiannya, pasti mereka akan tumbuh menjadi anak yang senang bekerja keras dan tangguh menghadapi rintangan.

Seandainya semua pekerja mencintai pekerjaannya, pasti semua perusahaan akan meraih keuntungan yang maksimal dan ekonomi dunia akan berkembang pesat.

Dan seandainya seluruh umat manusia mencintai Tuhannya, sudah pasti tidak akan ada manusia yang lalai beribadah.

Lihat, sifat kita sangat dipengaruhi oleh cinta. Mencintai sesuatu yang benar akan menjadikan kita pribadi yang baik, sedangkan mencintai sesuatu yang salah akan menjadikan kita pribadi yang buruk.

So, bagi para pekerja yang masih malas-malasan dalam bekerja, apa yang harus Anda lakukan agar bisa berubah? Ya, cintai pekerjaan Anda.

Bagi Anda yang masih duduk di bangku sekolah dan masih malas belajar, apa yang harus Anda lakukan agar bisa berubah? Ya, cintai mata pelajaran yang Anda pelajari di sekolah.

Bagi Anda yang masih terlalu sibuk memikirkan pekerjaan dan tidak sempat memberi perhatian kepada kekasih Anda semenit pun, apa yang harus Anda lakukan? Ya, cintai kekasih Anda.

Mulai sekarang berhentilah mengeluh bahwa berubah itu sulit. Berubah itu mudah, asal Anda memahami konsep kehidupan bahwa Anda hanya bisa berubah karena cinta. Cintailah sesuatu yang membuat Anda menjadi pribadi yang berkelas, bukan mencintai sesuatu yang menurut Anda menyenangkan.


Jadi, apakah Anda masih ingin mengatakan bahwa berubah itu sulit? Think Again.

Komentar