Asal Mula Kata “Bangkrut”





Saya yakin Anda pasti tahu makna dari kata "bangkrut" atau pailit. Ya, bangkrut itu artinya usaha yang gagal dibangun atau usaha yang hancur karena pendapatannya lebih kecil dari pengeluaran. Bagi sebagian orang, kata "bangkrut" juga bisa berarti menipisnya uang karena terlalu sering dibelanjakan.

Kini Anda sudah tahu beberapa makna dari kata "bangkrut". Namun apakah Anda sudah tahu darimanakah asal mula kata "bangkrut" ini? Mungkin banyak yang mengira kata bangkrut merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris, "Bankrupt", yang artinya gagal bisnis. Tapi ternyata bukan itu ...

Penasaran kan? Seperti biasa, mari kita bahas sejarahnya.

Sebenarnya bangsa Indonesia sudah punya kata "pailit" untuk menggambarkan usaha yang gagal berkembang. Itu adalah Bahasa Indonesia yang sebenarnya. Tetapi orang Indonesia enggan menggunakan kata pailit untuk mengatakannya. Alih-alih masyarakat lebih suka mengatakan bangkrut. Darimana asalnya?

Kata "pailit" jika diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda adalah "bangkroet". Ya, itu asal muasal dari kata bangkrut. Namun mengapa orang Indonesia lebih memilih menggunakan Bahasa Belanda ketimbang bahasa mereka sendiri?

Lagi-lagi, semua ini karena alasan penjajahan. 350 tahun dijajah bangsa Belanda membuat bangsa Indonesia lebih familiar dan lebih nyaman dengan Bahasa Belanda ketimbang bahasa sendiri. Melihat keadaan ini, akhirnya kata "bangkroet" yang berasal dari Bahasa Belanda itu pun resmi dijadikan kata serapan dalam Bahasa Indonesia.

Pada tahun 1972 dibentuklah EYD. Disana dijelaskan bahwa dua huruf "oe" diubah menjadi satu huruf "u". Sehingga kata "bangkroet" ini jadi ikut-ikutan berubah menjadi "bangkrut".

Eits ... tunggu dulu ... ternyata masih ada cerita lain dibalik kata "bangkrut" ini.

Ada lagi orang yang mengatakan bahwa kata "bangkrut" ini berasal dari bahasa Italia. Yaitu "Banco" dan "Rupta". Banco artinya "bangku", dan Rupta artinya "rusak". Apa hubungannya antara "bangku rusak" dengan kegagalan mengembangkan usaha? Begini ...

Dulu di Italia, orang yang gagal menjual barang dagangannya maka orang tersebut akan berhenti berdagang barang tersebut. Tetapi sebelumnya, orang tersebut harus menjual habis seluruh barang dagangan yang tersisa.

Nah, ini yang unik. Mereka menjual sisa barang dagangan mereka dengan cara menggelar tikar di pinggir jalan, menyimpan sisa barang dagangannya di atas tikar tersebut, lalu si penjualnya duduk di kursi yang rusak. Kursi yang rusak tersebut menjadi indikasi bahwa si penjual gagal berdagang dan barang-barang sisa dagangan yang berada di atas tikar itu boleh dibeli dengan harga berapapun. Unik sekali bukan?


Baik, demikianlah pembahasan saya kali ini mengenai asal mula kata "bangkrut". Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan Anda ya! Salam Sahabat Inspiratif!

Komentar