Impotensi adalah
sebuah penyakit yang menyebabkan seorang pria sulit mengalami ereksi. Banyak
hal yang menyebabkan munculnya penyakit tersebut, diantaranya: kurang olahraga,
terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak, dan merokok.
Mengapa merokok?
Bukankah merokok hanyalah asap buruk yang merusak paru-paru? Mari kita simak
pembahasannya.
Rokok, tidak hanya
mengandung nikotin yang menjadi pemicu stroke dan kanker, tetapi asap rokok
juga mengandung senyawa yang disebut gas karbon
monoksida (CO). Apa itu?
Gas karbon monoksida sebenarnya adalah racun bagi
tubuh. Gas ini biasanya berasal dari pembakaran yang tidak sempurna pada
kendaraan bermotor. Namun ternyata, rokok juga mengandung senyawa yang sama.
Lantas apa yang terjadi jika kita menghirup gas karbon monoksida?
Paru-paru kita
memiliki bagian terkecil yang disebut alveolus.
Alveolus merupakan tempat terjadinya
pertukaran udara, karbon dioksida
dilepas, oksigen diserap. Ya, ada alveolus
memiliki sifat menyerap oksigen. Namun ternyata, alveolus
juga memiliki sifat menyerap gas karbon
monoksida. Bahkan daya serapnya lebih baik.
Hal itu menyebabkan
ketika datang gas karbon monosida dari rokok, alveolus
lebih tertarik menyerap gas karbon monoksida
tersebut dan membiarkan gas oksigen keluar kembali bersama gas karbon dioksida.
Apa yang terjadi
pada orang yang darahnya lebih banyak terkandung gas karbon monoksida?
Gas karbon monoksida tersebut akan disalurkan oleh
hemoglobin (senyawa yang terkandung
dalam sel darah merah) ke seluruh organ-organ tubuh sehingga seluruh organ
tubuh perlahan-lahan rusak atau bahkan dapat mengaktifkan sel kanker.
Tidak hanya itu,
dampak dari gas karbon monoksida yang
lainnya yaitu dapat menyebabkan darah menjadi lebih hitam dan lebih kental. Hal
ini berdampak pada terhambatnya kelancaran aliran darah ke seluruh tubuh.
Kita tahu bahwa
ereksi pada pria didasari oleh mengalirnya darah ke bagian korpus kavernosa (saluran darah yang terdapat
pada (maaf) penis pria). Akan tetapi bukankah darah sudah berubah menjadi
kental dan melambat? Apa efeknya?
Tentu, proses ereksi
menjadi lebih lama atau bahkan tidak terjadi karena gerakan darah yang lambat
menyebabkan korpus kavernosa tidak
terisi darah dengan maksimal dan juga menyebabkan berkurangnya sensitivitas
bagian luar (maaf) penis pria dengan rangsangan fisik dari luar.
Apabila hal ini
sudah terlanjur terjadi, apa yang harus dilakukan? Ya, silakan berkonsultasi
dengan dokter untuk menjalani pengobatan atau terapi yang sesuai.
Demikianlah
pembahasan saya kali ini mengenai bagaimana asap rokok bisa menyebabkan
impotensi pada pria. Mudah-mudahan dapat menjadi pertimbangan bagi Anda yang
masih suka merokok, salam Sahabat Inspiratif!
Komentar
Posting Komentar
Ada tambahan? Atau ada sanggahan? Silakan utarakan :)