Think Again - Taubat
Semingu yang lalu, saya dan teman-teman saya
mendapatkan tugas kuliah. Tugasnya adalah menggambar belasan objek yang sangat
melatih ketelitian mata dan melatih tangan untuk menarik garis. Seperti biasa,
asisten dosen kami meminta kami untuk menggambar dengan rapi. Kerapihan yang
sempurna ....
Satu minggu
kemudian, pukul 09.00, semuanya panik. Tenggat waktu pengumpulan tugas adalah
hari ini pada pukul 11.00. Berarti, kami hanya memiliki waktu 2 jam untuk
memoles pekerjaan kami.
Saat itu pekerjaan
saya sudah selesai. Itu artinya, saya hanya tinggal menunggu kedatangan asisten
dosen saya pada pukul 11 nanti. Sembari menunggu, saya mengobrol dengan
rekan-rekan sekampus saya. Karena saya tidak memiliki izin untuk menyebutkan
namanya di sini, maka anggap saja namanya Ana.
Ana ini adalah
penderita mata silindris. Gambarnya sering dihina dosen karena dianggap buruk
dan tidak sesuai perintah. Tetapi sepertinya, sekarang ia sudah berubah.
Saya: "Wah,
sekarang gambar kamu rapi banget. Kemarin-kemarin kan gambar kamu miring-miring
gak jelas terus."
Ana: "Iya,
minggu kemarin aku pergi ke dokter, cangkok mata. Sekarang ngeliat apa-apa jadi
lebih jelas, gak 'goyang-goyang' lagi."
Saya: "O
... Syukurlah. Berarti sekarang gak akan dapet nilai C lagi dong?"
Ana: "Mudah-mudahan
sih enggak. Aku kan udah ngeluarin uang jutaan rupiah buat cangkok mata.
Ditambah lagi beli obat tetes mata buat perawatan, 500 ribu perbotolnya. Terus
gara-gara tugas ini aku tuh 3 hari terakhir ini tidurnya Cuma 3 jam. Gambar aku
tuh salaah terus, jadi aku ulangi terus sampe gambarnya serapi ini."
Saya berdecak kagum.
Upaya yang tidak biasa.
2 jam kemudian ....
Asisten dosen kami
datang dengan membawa daftar nilai. Semua mahasiswa langsung berhenti
menggambar dan langsung duduk rapi menunggu penilaian satu persatu.
Asisten Dosen Kami: "Ana, bawa gambar kamu sini!"
Ana tidak ada.
Sepertinya ia sedang berada di toilet.
Asisten Dosen Kami: "Ini gambarnya Ana?" *menunjuk ke kertas gambar milik
Ana*
Semua diam saja.
Beliau langsung mengambil kertas tersebut dan menilainya.
Ana mendapatkan
nilai C.
Tak lama, asisten
dosen kami selesai menilai gambar semua mahasiswa. Beliau langsung kembali ke
ruangannya.
Kemudian Ana datang.
Ia lantas melihat kertas gambarnya.
Ana: "Lho,
punya aku udah dinilai?"
Semua diam saja. Ana
pun diam sejenak.
Ia langsung menangis
di kursinya ....
****
Saya percaya, Anda pasti pernah mengalami hal yang sama di masa sekolah. Anak yang pandai kesalahannya selalu dimaafkan, sedangkan anak yang bandel kesalahannya selalu diungkit-ungkit.
Mengapa bisa begitu?
Saya akan jelaskan.
Otak kita bekerja
secara skematis. Skematis berasal dari bahasa Indonesia, skema yang artinya gambaran umum terhadap
sesuatu.
Jadi, secara
otomatis, ketika kita pertama kali melihat seseorang maka yang kita ingat
adalah gambaran umum alias hal yang paling menonjol dari orang tersebut.
Misalnya, jika bertemu orang yang sangat gemuk, maka kita akan mengingat betapa
gemuknya orang tersebut. Mengapa? Karena hal yang paling menonjol dari orang
tersebut adalah ukuran tubuhnya.
Nah, skema tersebut
dapat diibaratkan pensil yang digoreskan pada kertas gambar. Ketika bertemu
dengan seseorang untuk pertama kalinya, berarti diibaratkan "kertas
gambar" di otak kita masih bersih lalu tergores pensil untuk pertama
kalinya. Goresan pertama tersebut akan melekat lebih kuat ketimbang goresan
berikutnya.
Lalu, misalnya saja
Anda bertemu kembali dengan orang yang gemuk tersebut. Tetapi kali ini bobot
tubuhnya sudah turun 20 Kg. Apakah otak Anda akan menerima bahwa orang tersebut
sudah lebih kurus? Tidak. Otak Anda akan protes.
Apa yang terjadi
pada otak kita? Ada 2 kemungkinan, yaitu memunculkan perasaan aneh, atau
mengabaikan perubahan tersebut.
Nah, inilah yang
terjadi pada teman saya. Di otak asisten dosen kami sudah tersimpan
"skema" bahwa Ana adalah anak yang gambarnya selalu buruk. Akibatnya,
ketika Ana menggambar dengan baik, otak asisten dosen kami mengabaikannya, lalu
menganggap bahwa gambar Ana tidak mengalami perubahan.
Hmm ... Penjelasan
saya kali ini cukup mendalam dan teoretis ya?
Tetapi sebenarnya
dari penjelasan panjang tersebut, yang ingin saya sampaikan hanyalah satu hal:
"Kesan pertama itu ada, dan kesan pertama sangat
memengaruhi derajat Anda di mata orang lain. Maka berhati-hatilah dalam
bertingkah laku."
Think Again - Sayoga R. Prasetyo
Ya, itu juga menjadi alasan logis mengapa secara naluriah kita selalu bertingkah sopan ketika kali pertama bertemu seseorang.
Lalu, bagaimana
dengan orang yang sudah terlanjur terlihat buruk di mata orang banyak seperti
kasus Ana? Apakah mereka tidak bisa bertaubat?
Akan saya lanjutkan
teorinya.
Sekarang coba Anda
bayangkan kertas yang sudah penuh dengan corat-coret dan gambar yang buruk.
Bagaimana caranya agar kita bisa menggambar sesuatu yang baru di halaman
tersebut?
Menghapusnya? Tidak
mungkin. Otak manusia tidak memiliki kemampuan untuk menghapus memori.
Jadi, apa yang harus
kita lakukan?
Ya, gunakan pensil
yang lebih tebal. Atau Anda juga boleh menggunakan pensil biasa, tetapi tarik
garis secara berulang-ulang agar menjadi tebal.
Nah, itulah yang
harus kita lakukan jika ingin memperbaiki citra kita di depan orang banyak.
Muncullah sebagai
pribadi baru yang benar-benar luar biasa, sehingga orang percaya bahwa Anda
benar-benar sudah berubah.
Atau,
Muncullah sebagai
pribadi yang lebih baik, tetapi sering-seringlah berkomunikasi dengan orang
banyak. Sehingga "skema" buruk yang tersimpan di kepala mereka
lama-kelamaan berubah.
Bagaimana jika orang
tidak mau menerima perubahan kita?
Berarti
"goresan pensil" di kepala orang tersebut sudah sangat tebal.
Artinya, Anda harus bisa membuat "goresan" yang lebih tebal lagi.
Pertahankan perubahan Anda, dan teruslah bersosial.
Jadi, tidak ada
alasan untuk takut berubah. Karena mengubah sikap akan membuat kita paham sifat
apa yang buruk bagi kita dan sifat apa yang baik bagi kita. Dan dengan mengubah
sikap, kita akan paham bahwa perilaku-perilaku baik akan membuat kita mendewasa
dengan bijaksana.
Jadi, apakah Anda
masih takut untuk berubah? Think Again.
Komentar
Posting Komentar
Ada tambahan? Atau ada sanggahan? Silakan utarakan :)