Terimakasih Kepada Semua yang Telah Membaca Blog ini. Saya Pamit.
![]() |
Terimakasih, saya pamit. |
Selamat pagi, siang, sore, malam, apapun lah
disesuaikan kapan Anda membaca tulisan ini. Saya Yoga, pendiri dan penulis
aktif blog Sumber Inspirasi yang sedang Anda baca ini. Tulisan ini saya tulis
tahun 2018, tahun ke-9 sejak tulisan pertama.
Tidak terasa, tulisan pertama saya di blog ini
saya publish tahun 2009, dan sekarang sudah 2018. Saya ingat sekali saya
pertama kali ngeblog sewaktu SMP, karena melihat teman teman sekelas saya hampir
semuanya bermain blog. Blog kelihatan hype
dan keren pada masanya, apalagi ditambah pada masa itu, google membayar 1
dollar per klik di blog kita. Ya, 1 DOLLAR PER KLIK. Tarif yang gila untuk
pekerjaan yang Cuma sekedar ketak-ketik di laptop tanpa perlu peduli tulisan
kita benar atau salah, bagus atau jelek, berguna atau sampah.
Saya pun minta diajari teman sebangku saya, Prima,
yang sudah lebih dulu sukses menjadi blogger bertemakan teknologi dan tips
komputer. Terbentuklah blog pertama saya yang berjudul Sayoga n De'Radeons.
Sayoga adalah nama saya, dan De'Radeons adalah nama grup band saya. Alay
memang, blog itu judulnya absurd,
desainnya absurd dan isinya juga absurd. Malu lah kalau saya ingat-ingat
lagi.
Semakin lama saya semakin mengeluh pada Prima, dia
bisa dapat uang kok saya nggak? Blognya
dia banyak yang baca, kok blog saya nggak? Dengan simple dia bilang, "Tulisan
kita harus bermanfaat biar banyak yang baca.". Lantas Prima pergi
meninggalkan saya di kantin, sembari menenteng laptop barunya. Hasil dari
menjadi blogger.
Inspirasi
Selain teman-teman saya yang sukses meraup dollar dari blog, pada masa itu
bermunculan pula kisah kisah inspiratif para blogger yang mendadak kaya raya
seperti Raditya Dika, Alit Susanto, Anne Ahira, Terselubung, dan masih banyak
lagi. Saya terkagum-kagum ketika bertemu masing-masing dari mereka di bebearpa workshop blogging. Mereka ada yang
berhasil beli mobil, beli rumah, bahkan ada yang bisa BANGUN SEKOLAH SENDIRI
hanya dari ngeblog. Gila, ujar saya dalam hati. Saya harus jadi blogger!
Dan sembari menulis paragraf ini saya sedikit
tersenyum, karena hampir semua blogger tenar yang saya kagumi dulu, satu
persatu menghilang ditelan bumi. Beberapa orang survive karena beralih jadi
youtuber, ada pula yang sekarang tengah menjalani hukuman penjara ... sisanya
hilang, jatuh miskin, dan kembali jadi manusia biasa.
Tidak semua kesuksesan orang lain harus kita
jadikan contoh. Beberapa orang disukseskan karena akan dijatuhkan dikemudian
hari agar menjadi pelajaran. Hati hati.
Perjuangan Belajar Menulis
Karir saya di bidang kepenulisan di mulai dari
blog ini, copy paste tulisan orang,
dan saya menganggap itu karya saya karena copy
paste itu juga perlu effort.
Maklum, anak SMP otaknya ya masih begitu dangkal. Lantas pemikiran itu berubah
total pasca blog Terselubung di banned.
Terselubung adalah salah satu blog terbesar dan
terpopuler pada era facebook, dengan ribuan penggemar. Beberapa kali tulisan
original saya dicopy-paste oleh mereka. Bukannya marah, saya malah senang
tulisan saya dicopas begitu. Malah jadi
dibaca banyak orang kan? Begitu pikir saya. Maklum, anak SMP otaknya ya
masih begitu dangkal.
Latihan menulis saya menjadi lebih giat, saya pun
memperkaya isi otak saya dengan banyak membaca di masa SMA. Ketika anak anak
yang lain memilih untuk pacar pacaran, saya malah membaca banyak buku tentang
kesehatan, psikologi, dan filsafat.
Saya benar benar terinspirasi menjadi seperti blogger
sukses lain. Saya menulis setiap hari, saya belajar menulis dengan giat, bahkan
saya menyempatkan diri mengikuti berbagai pelatihan menulis bersama penulis-penulis
terkenal, karena saya percaya ini adalah investasi masa depan saya. Suatu hari
saya juga akan seperti blogger sukses yang lain, bisa beli mobil, rumah, dan
bangun sekolah sendiri. Atau mungkin meng-umrah-kan orang tua saya. Aamiin.
Sampai hari ini jumlah tulisan saya mencapai 800
judul, belum lagi tulisan tulisan saya yang dimuat di media dan buku buku yang
saya terbitkan. Dari perjalanan sejauh ini, saya masih berani menyimpulkan
bahwa rahasia belajar menulis yang paling ampuh adalah jam terbang. Tidak bisa
ditawar lagi.
Pecah Telur
Hari demi hari, tulisan saya makin diminati orang.
Saya ingat awal-awal ngeblog saya senang setengah mati ada 16 orang per hari
yang baca tulisan saya. Berselang beberapa tahun, pembaca saya hampir 5 ribu
orang per hari. Dan saya ... Biasa saja.
Tulisan saya mulai sering menjadi viral dicopas
oleh blog lain, sering mendapat banyak retweet
juga di twitter. Sulit digambarkan betapa bahagianya seorang blogger yang
tadinya tidak bisa menulis, kini tulisannya dibaca ribuan orang setiap hari.
Apresiasi berdatangan dari banyak pihak. Saya
ditawari banyak pekerjaan pula terkait tulis menulis, termasuk menjadi pemimpin
redaksi majalah sekolah. Menjadi blogger sekaligus pimred merupakan dua
tanggung jawab yang ilmunya saling melengkapi. Hidup saya sempurna pada masa
itu. Saking sempurnanya, saya memutuskan untuk meninggalkan profesi lama yang
telah membesarkan nama saya, Musik.
Perjalanan saya di dunia literasi terus berlanjut
bahkan blog sumber inspirasi sempat memperoleh gold sertified blogger, saya terdaftar dalam 1 dari 1000 blogger
paling berkualitas di dunia. Dan jumlah pembaca blog ini sudah mencapai lebih
dari 1,5 juta orang. Alhamdulillah.
Menghadapi Haters
Menjadi kreator tidak mungkin bisa lepas dari
pembenci alias haters. Selalu saja
ada orang yang membenci tulisan saya. Saya berbagi tips menjaga kesehatan di
musim hujan, misal, lalu ada yang mengkritik, "Memang kapabilitas Anda apa? Kok berani menasihati orang?"
Saya menulis di blog untuk berbagi apa yang saya
tahu dari ngobrol-ngobrol, dari baca-baca buku, baca-baca artikel dan juga
pengalaman pribadi. Tidak ada keharusan bagi Anda mengikuti apa yang saya
nasihati. Blog adalah platform tulisan populer, BUKAN JURNAL ILMIAH. Perlakukan
blog sebagai penambah referensi dan wawasan, bukan sebagai kitab atau kamus. Di
blog, EYD salah ya nggak apa-apa. Saya mau beropini ya nggak apa-apa. Kalau
Anda mau tulisan penelitian ilmiah yang baku dan ditulis langsung oleh
profesor, silakan buka portal jurnal atau disertasi.
Saya termasuk orang yang tidak setuju kalau orang
yang boleh berbicara dan berteori hanya kalangan elite berpendidikan saja. Bagi
saya, rakyat kecil dan orang pinggiran yang tidak berpendidikan juga boleh
bersuara. Selama sopan santun dijaga, tidak memaksakan diri, dan tidak
menyakiti orang lain. Karena kita bangsa yang beradab.
Pernah pula salah satu tulisan saya dikritik orang
dianggap tidak berkualitas. Setelah saya lihat ternyata itu adalah tulisan yang
saya tulis waktu SMP dulu. Isinya masih ngaco,
bahasanya kelihatan sekali masih belajar menulis ... Waduh saya bingung mau
menanggapi apa ... Ujung ujungnya saya private
tulisan itu.
Dari sini saya paham, beberapa orang membenci kita
bukan karena kita buruk, tetapi karena mereka tidak mengerti. Karena mereka
tidak mengerti, mereka tidak mau memaklumi. Dan sebagai kreator, saya harus
bisa memaklumi mereka.
Kemerosotan
Ketika mendapatkan penghargaan gold sertified, saya agak curiga ... Kok bisa ya? Padahal pada masa itu blog
saya hanya dikunjungi 4 ribu orang per hari. Tentunya jauh sekali dengan blog
besar lainnya.
Telusur demi telusur, blog-blog besar di Indonesia
mulai menghilang, tersisa portal berita saja. Itu pun mereka survive karena ternyata merupakan cabang
unit usaha dari media besar. Blog yang independen sudah tak ada yang bisa
bertahan lagi.
Kebahagiaan saya mendadak surut. Kasarnya, saya
juara bukan karena saya larinya cepat, tetapi karena lapangan sudah sepi
pemain. Penontonnya pun sudah tak ada.
Saya Harus Berubah
Tahun 2017, pada waktu itu saya menduduki posisi
pimred di salah satu media sastra. Blog ini sudah autopilot, dikelola oleh sahabat saya, Arief. Jadi sudah saya
tinggal sejak lama. Sembari menjadi pimred, saya juga melanjutkan kuliah di UPI
bandung, jurusan manajemen, dengan konsentrasi pemasaran.
Sebagai orang marketing,
saya lebih cenderung berfokus pada pergerakan pasar ketimbang kualitas konten.
Dan pada masa itu, saya mendapat banyak data yang memperlihatkan bahwa tren
media digital akan berubah, selera pasar bergeser perlahan menuju konten video,
diprediksikan akan mencapai puncaknya pada 2021. Sering ketika memimpin rapat,
saya sampaikan data-data tersebut, tetapi sayang tim saya tak bisa menerima.
Tim saya didominasi sastrawan, seniman yang lebih mementingkan kualitas konten
daripada pergerakan selera pasar. Saat saya menyampaikan hal ini, mereka tidak
setuju. Ada pula yang setuju tapi tidak mau bergerak, adapula yang tidak
mengerti.
Di tengah cobaan konflik internal perusahaan, saya
juga mendapat kabar bahwa sahabat saya, Arief, ingin berhenti membantu saya
mengelola blog Sumber inspirasi. Sudah sepi katanya. Memang, nyatanya saya
lihat juga begitu.
Saya sadar, saya terlalu memaksakan diri mengejar
mimpi untuk membangkitkan dunia kepenulisan dan dunia blogging. Nyatanya selera
pasar sudah berubah. Seharusnya kita beradaptasi, bukannya memaksakan mimpi. Di
abad 21 ini, mimpi bisa basi.
Ada satu pepatah kids jaman now yang saya rasa ada benarnya, "Jangan main Friendster kalau semua orang udah main Instagram!"
Di mana saya sekarang?
Saya resign. Pasca resign, saya sekarang aktif
menjadi kreator youtube di channel pribadi saya ( www.youtube.com/user/sayogand ). Saya memutuskan kembali membuat konten musik. Saya merintis semua
kembali dari bawah, tidak ada teman saya yang bisa bantu karena teman saya
didominasi penulis.
Dan supaya tidak malu, saya ganti nama menjadi
Yoga Prasetyo. SayogaNd adalah nama pena yang sudah menemani saya menulis
bertahun-tahun, sudah saatnya ia menjadi kenangan.
Saya juga membuat blog baru dengan konsep dan
personal brand yang baru disesuaikan dengan target pasar saya, generasi Z. Bagi
yang mau berlangganan di blog baru saya, boleh berkunjung ke www.yogaprasetyo.com
Sebagai blogger yang merasakan pahitnya terlindas
perubahan zaman, saya percaya akan ada hari di mana youtube pun surut dan
berganti platform lain yang lebih
menarik. Dan selamanya fasenya akan berputar seperti itu terus. Sehingga saya
percaya, terus beradaptasi terhadap perubahan zaman adalah cara terbaik agar
kita bisa survive.
Saya pamit.
Terakhir, saya pamit. Terimakasih untuk semua
dukungan dan doanya selama ini. Semoga semua yang saya tulis di blog ini bisa
terus menjadi manfaat walau saya sudah berhenti menulis. Saya juga akan
sempatkan sesekali mengecek dan membalas komentar yang masuk. Bagi kalian yang mau mengirim tulisannya ke blog ini juga silakan ... tinggal kirimkan ke sayogand@gmail.com insyaallah saya respon secepatnya.
Salam Sahabat
Inspiratif!
Komentar
Posting Komentar
Ada tambahan? Atau ada sanggahan? Silakan utarakan :)