Inilah 5 Hewan yang Rentan Mati jika Mengonsumsi Cokelat



Bagi manusia, cokelat dianggap sebagai salah satu makanan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan psikologis. Selain membantu menyehatkan jantung, cokelat juga dapat membantu meringankan depresi seseorang.

Tetapi ternyata, bagi beberapa hewan, makanan yang satu ini dapat menjadi racun. Tidak hanya menyebabkan gejala timbulnya gangguan kesehatan, tetapi juga dapat menyebabkan kematian.


Lantas hewan-hewan apa sajakah yang tidak bisa mengonsumsi cokelat?

1. Kucing (Terutama anak kucing)
2. Tikus
3. Anjing
4. Burung Kakak Tua
5. Kuda


Mengapa kucing, tikus, anjing, kakak tua, dan kuda tidak bisa mengonsumsi cokelat? Saya akan jabarkan ulasannya.

Hewan-hewan tersebut ternyata memiliki pencernaan yang berbeda dengan hewan-hewan lain. Pencernaan hewan-hewan ini tidak memiliki kemampuan untuk mencerna senyawa Theobromin. Dan ternyata, senyawa tersebut terkandung dalam cokelat.

Apa yang terjadi jika pencernaan mereka tidak mampu mengolah theobromin? Cokelat akan masuk ke pembuluh darah, lalu mengeras dalam kurun waktu 20 jam. Akibatnya, mereka akan mengalami epilepsi (kejang-kejang), serangan jantung, atau pendarahan.


Apa gejalanya?

Ada beberapa gejala yang dapat menjadi indikator seekor hewan keracunan cokelat, yakni:

  • Kejang-kejang
  • Tubuhnya kaku
  • Terjadi keram otot
  • Nafas cepat
  • Gusi membiru
  • Selalu muntah setiap minum (bahkan bisa jadi muntah darah)
  • Khusus anjing, kucing, dan kuda, hewan-hewan ini akan mengeluarkan air liur berlebih yang tidak wajar
  • Terlihat gelisah
  • Sulit berdiri
  • Terlihat kaku saat berdiri


Apabila sudah menunjukkan gejala-gejala tersebut, bagaimana cara penanganannya?

Anda harus memberikan perhatian yang tanggap. Waktu Anda hanya 24 jam sebelum hewan tersebut mati. Segera bawa ke dokter hewan. Di sana, hewan-hewan yang keracunan akan diberikan hidrogen peroksida agar cokelatnya segera dimuntahkan. Atau, mungkin saja dokter memberikan oksigen secara terus-menerus hingga akhirnya racun dalam tubuh hewan tersebut berhasil terdetoksifikasi (ternetralisir).


Meski penanganan bagi hewan keracunan sudah tersedia, tidak ada salahnya apabila Anda melakukan pencegahan dengan cara memantau makanan apa saja yang dikonsumsi hewan peliharaan Anda. Toh mencegah lebih baik daripada mengobati.


Semoga dapat menambah wawasan Anda, salam Sahabat Inspiratif!

Komentar