Sumber
Inpirasi - Sudah beberapa bulan
terakhir ini saya berhenti menulis artikel karena kesibukan saya di kampus. Ya,
sebagai mahasiswa jurusan seni, kini saya sudah mulai memasuki tahap mendesain.
Tadinya saya pikir mendesain itu menyenangkan karena kita bebas menggambar,
yang penting menarik. Ternyata ... Mendesain tidak seperti apa yang saya
bayangkan selama ini.
Beberapa waktu lalu,
saya mendapat tugas untuk mendesain sebuah kafe. Para peserta didik diharapkan
mampu bermain bentukan-bentukan dasar (persegi, segitiga, lingkaran) agar
menjadi sebuah produk yang menarik.
Proses mendesain pun
dilakukan. Saya mulai menggambar. Dengan konsep "sepeda", saya
mendesain kafe berbentuk silinder dengan bentuk yang seunik mungkin. Ditambah
lagi dengan ditambah area parkir sepeda di seluruh sisi kafe. Dengan desain
tersebut, saya yakin desain saya akan mendapatkan nilai amat baik.
Keesokan harinya,
saya mempresentasikan desain saya didepan dosen.
Saya: "Bagaimana desain saya Bu?"
Dosen saya: "Kenapa kamu pilih bentuk
silinder?"
Saya diam saja
karena tidak tahu harus menjawab apa.
Dosen saya: "Kenapa kamu taruh pintu
masuknya di sini? Kenapa jendelanya berbentuk persegi panjang?"
Saya: "Ya
... Supaya unik bu."
Dosen saya: "Kenapa
kamu taruh area parkir sepeda di seluruh sisi bangunan? Apa menurut kamu dengan
cara menaruh banyak tempat parkir sepeda terus tema bangunan kamu
'sepeda'?"
Saya semakin
kehabisan ide untuk bicara.
Saya: "Ya
... Sebenernya saya Cuma pengen aja sih, Bu."
Dosen saya: "Bukan
jawaban-jawaban itu yang saya harapkan. Kamu memilih suatu bentuk, berarti ada
alasannya. Itulah desain. Menggabungkan fungsi dan seni. Kalau kamu masih
mempertahankan gambar kamu yang gak beralasan ini, jangan harap kamu bisa saya
luluskan."
Singkat sekali. Saya
hanya tersenyum kecewa.
Saya: "Terimakasih
bu, terimakasih."
***
Usai dikritik
habis-habisan itu, saya langsung berdiam di perpustakaan. Saya membaca beberapa
buku literatur seni. Ternyata ... Memang benar, mendesain itu bukan melukis
bebas, tetapi harus ada alasan mengapa kita menggambar bentuk tersebut.
Saya memang kecewa,
tetapi ada hal menarik yang saya temui dari kejadian singkat itu.
Setiap mendesain,
kita membutuhkan alasan untuk setiap bentuk yang kita susun. Tanpa alasan,
sebuah desain dikatakan gagal.
Apabila Anda
perhatikan, sebenarnya kehidupan orang-orang efektif juga seperti itu.
Kehidupan yang efektif adalah kehidupan yang diisi dengan aktivitas beralasan.
Selalu ada penyesalan di masa depan bagi orang-orang yang mengisi waktunya
dengan aktivitas tidak beralasan.
Sebagai contoh,
mengapa Anda beribadah? Karena Anda ingin menjalin kedekatan dengan Tuhan, Yang
menciptakan Anda. Jika ada kedekatan dengan Tuhan, maka kehidupan Anda akan
jauh lebih damai.
Mengapa Anda
bekerja? Karena Anda ingin mendapatkan uang. Dengan begitu Anda akan lebih
mampu menghiasi kehidupan dengan kebaikan-kebaikan Anda terhadap sesama.
Mengapa Anda
bersekolah? Karena Anda ingin memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai
untuk menghadapi dunia kerja nanti.
Lihat, semua
aktivitas yang beralasan, pasti tidak akan Anda sesali.
"Semua hal di dunia ini membutuhkan alasan,
terkecuali jatuh cinta."
Think Again - Sayoga R. Prasetyo
Melakukan aktivitas yang beralasan menjamin Anda terbebas dari penyesalan-penyesalan di masa depan. Semakin kuat alasannya, semakin besar jaminannya.
Lantas apa yang
terjadi jika kita melakukan aktivitas yang tidak beralasan?
Coba tanyakan pada
orang yang kariernya tidak begitu baik. Apabila Anda bertanya pada mereka, apa
yang paling mereka sesali di masa lalu, mereka pasti menjawab:
- Saya waktu SMP suka nongkrong gak jelas di warung.
- Saya waktu SMA terlalu banyak ngeband.
- Saya waktu awal kuliah dulu kebanyakan jalan-jalan sama pacar.
Apabila Anda
perhatikan, semua aktivitas yang mereka sesali di masa lalu adalah
aktivitas-aktivitas yang tidak beralasan. Apabila aktivitas itu beralasan,
tidak mungkin mereka sesali.
Lantas apa yang
harus dilakukan oleh mereka yang kini tengah menyesali masa lalunya?
Sederhana, apabila
Anda tidak menyukai masa lalu Anda, ubah masa lalu Anda.
Tetapi bukannya masa
lalu itu tidak bisa diubah? Sebentar ....
Masa lalu adalah
hasil coretan yang kita lakukan hari ini. Hasil coretan yang sudah terjadi
memang tidak bisa diubah, tetapi kita dapat memperbaiki coretan yang akan
terjadi dengan cara memperbaiki masa kini.
Itu adalah
satu-satunya cara memperbaiki masa lalu.
So, bagi Anda yang masih sibuk menyesali masa
lalu, belajarlah untuk memperbaiki masa lalu Anda dengan cara melakukan yang
terbaik di masa kini. Ingatlah bahwa semua aktivitas yang Anda lakukan haruslah
beralasan, karena aktivitas yang tidak beralasan akan menghambat langkah Anda
menuju kesejahteraan hidup yang lebih baik .
Jadi, apa alasan Anda melakukan aktivitas yang tengah Anda lakukan sekarang? Think Again.
Komentar
Posting Komentar
Ada tambahan? Atau ada sanggahan? Silakan utarakan :)