Jumlah perokok di
Indonesia ternyata mencapai peringkat 3 dunia usai Cina dan India. Angka
perokok aktif yang tinggi tersebut menjadi salah satu alasan mengapa rokok
adalah salah satu masalah di Indonesia. Tentu masalah yang satu ini tidak mudah
diatasi karena besarnya peran pajak produksi rokok terhadap pembangunan negara.
Tidak hanya itu,
pemerintah juga kewalahan menghadapi para perokok aktif karena para perokok
aktif selalu memiliki alasan yang kuat untuk terus merokok. Padahal, alasan
mereka rata-rata bukanlah fakta, melainkan hanya mitos belaka.
Apa sajakah
mitos-mitos tersebut?
1. Merokok itu Macho
Ini adalah alasan
yang benar-benar mitos. Banyak orang berkata bahwa merokok itu macho karena
memang rata-rata orang yang merokok adalah pria berusia dewasa. Namun
sebenarnya, rokok tidak membuat Anda lebih macho, baik secara perilaku maupun
secara penampilan. Justru, rokok memiliki efek samping berupa penyakit
impotensi yang akan membuat Anda kehilangan label "macho" Anda.
2. Merokok hanya Merugikan Sang Perokok
"Rokok kan hanya berbahaya bagi Si Perokok.
Jadi, tidak apa-apa kan saya merokok di sebelah orang yang tidak merokok?"
Pernyataan ini tentu
salah. Bagian rokok yang paling berbahaya justru ada pada asapnya. Asap rokok
mengandung banyak kandungan yang berbahaya bagi kesehatan kita. Atas dasar
itulah mengapa para perokok dilarang merokok di tempat umum. Asap yang
dihembuskan Sang Perokok dapat menyebabkan orang-orang di sekitarnya menerima
risiko penyakit yang sama dengan orang yang merokok.
3. Merokok itu Aman asal Dibatasi Konsumsinya
Pernyataan yang satu
ini juga adalah salah satu mitos. Jumlah rokok yang dibatasi tidak akan
mengurangi risiko penyakit yang akan ditimbulkan dari rokok. Orang yang
menghisap satu batang rokok perminggu pun tetap memiliki risiko timbulnya
berbagai penyakit karena sesedikit apapun kadar nikotin dalam tubuh, pasti
berbahaya.
4. Berhenti Merokok dapat Menyebabkan Stres
Apakah pernyataan
ini merupakan mitos? Tetapi bukankah memang banyak orang yang merasakan stres
ketika berhenti merokok?
Saya tegaskan, ini
adalah mitos.
Stres memang terjadi
pada orang yang berhenti merokok karena pada saat itu, nikotin dalam tubuh
sedang dibersihkan. Namun nantinya, perasaan stres akan hilang dan akan
terganti oleh perasaan segar.
Untuk penjelasan
lebih lanjut, silakan baca artikel saya terdahulu mengenai proses yang terjadi
pada tubuh usai berhenti merokok.
5. Mengunyah Tembakau itu Aman
Ada lagi orang yang
berkata,
"Saya tidak merokok. Saya membeli rokok hanya
untuk dikupas, diambil tembakaunya, lalu saya simpan di mulut seperti sedang
mengonsumsi permen. Bukankah itu tidak masalah?"
Ini juga merupakan
kesalahan.
Mengunyah tembakau
memang tidak merusak bagian dalam tubuh. Namun, mengunyah tembakau dapat
merusak bagian mulut. Mengunyah tembakau dapat menyebabkan kanker mulut, kanker
faring, dan berbagai kerusakan mulut lainnya.
6. Rokok dengan Label "Light" atau
"Mild" adalah Rokok yang Aman
Memang, rokok
berlabel "light" atau berlabel "mild" adalah jenis rokok
dengan kadar tar dan nikotin yang sedikit. Namun, justru karena hal itu, para
perokok jenis ini cenderung menghisap rokok lebih dalam. Apabila rokok dihisap
lebih dalam, maka gas karbon monoksida akan terserap tubuh lebih banyak.
Akibatnya, risiko penuaan dini dan berbagai penyakit lainnya meningkat.
7. Merokok dapat Diimbangi dengan Gaya Hidup Sehat
Ini adalah mitos
terakhir. Gaya hidup sehat seperti apapun tidak dapat menghambat gerakan
nikotin mengaktifkan sel-sel kanker. Gaya hidup sehat juga tidak akan
mengurangi kadar karbon monoksida dalam tubuh.
Demikianlah artikel
saya kali ini mengenai beberapa mitos tentang rokok yang beredar luas di
masyarakat. Mudah-mudahan dapat menambah wawasan Anda, salam Sahabat
Inspiratif!
Komentar
Posting Komentar
Ada tambahan? Atau ada sanggahan? Silakan utarakan :)